Di musim hujan ini, tentu banyak mendatangkan beberapa keuntungan dan kerugian. Bagi para petani mereka bersyukur akan turunnya hujan, namun para petani juga memikirkan bagaimana agar tanaman tidak rusak dan sakit, karena hujan juga membawa bibit penyakit.
Selain bibit penyakit yang mudah sekali untuk disebarkan dengan hujan, genangan genangan air di sekitar kita membuat nyamuk untuk berkembang biak. jadi mari kita kenali gejala gejalanya agar bisa di obati dengan cepat.
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien.Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah
demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada
sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping
darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi
pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi
mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah
(haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).
Demam berdarah dengue (hemoragik)
Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya
menunjukkan gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah
dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau
pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan
kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah
kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan
peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien
DBD.
Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD
sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya
kebocoran plasma darah. Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis. Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah.
Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien
dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila
tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian.
Sindrom Syok Dengue
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di
mana pasien akan mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang
terjadi pada penderita demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue
disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah, pendarahan
parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya
setelah 2-7 hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok. Sindrom syok terjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya.
Hal ini umumnya sangat fatal dan dapat berakibat pada kematian,
terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat.
Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal pada kurun
waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat
bila usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan
tepat.
Dalam waktu 2-3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok
akan sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan
kembalinya nafsu makan.
Diagnosis

Uji ELISA dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya interaksi antigen dan antibodi terhadap virus dengue.
Penyakit demam berdarah didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul, seperti demam tinggi dan munculnya ruam..
Namun, karena gejala penyakit demam berdarah kadangkala sulit dibedakan
dengan penyakit malaria, leptospirosis, maupun demam tifoid maka
biasanya pekerja medis atau dokter akan terlebih dahulu mengecek sejarah
kesehatan dan perjalanan pasien untuk mencari informasi kemungkinan
pasien tergigit nyamuk. Selain itu untuk mendapatkan ketepatan diagnosis yang lebih tinggi umumnya dilakukan berbagai uji laboratorium. Beberapa tes yang biasanya dilakukan adalah studi serologi untuk
mengetahui ada tidaknya antibodi terhadap virus dengue di tubuh pasien,
menghitung titer antibodi terhadap virus dengue, dan penghitungan sel
darah lengkap (sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit). Selain itu, uji laboratorium lain yang dapat dilakukan adalah uji inhibisi hemaglutinasi, uji ELISA, dan reaksi berantai polimerase reverse transcriptase untuk mendeteksi antigen, antibodi, atau asam nukleat spesifik terhadap virus dengue. Uji-uji tersebut dapat memakan waktu beberapa hari.
Pencegahan
Hingga kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini. Tindakan paling efektif untuk menekan epidemi demam berdarah adalah
dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor
nyamuk pembawa virus dengue. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu:
- Lingkungan
Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor
nyamuk, antara lain dengan menguras bak mandi/penampungan air
sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan
tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat
penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas
di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah.
- Biologis
Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri.
- Kimiawi
Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan
pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh
jentik-jentik nyamuk. Selain itu dapat juga digunakan larvasida.[1]
Selain itu oleh karena nyamuk Aedes aktif di siang hari
beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan
senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin, atau minyak lemon
eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk dapat melindungi tubuh
dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah. Selain itu, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah.
Pengobatan
Sampai saat ini belum ada obat spesifik bagi penderita demam berdarah.Banyak orang yang sembuh dari penyakit ini dalam jangka waktu 2 minggu.
Tindakan pengobatan yang umum dilakukan pada pasien demam berdarah yang
tidak terlalu parah adalah pemberian cairan tubuh (lewat minuman atau
elektrolit) untuk mencegah dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi
obat yang mengandung acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi
nyeri dan menurunkan demam serta banyak istirahat.
Aspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal seperti ibuprofen dan
sodium naproxen justru dapat meningkatkan risiko pendarahan.
Bagi pasien dengan demam berdarah yang lebih parah, akan sangat
disarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit, pemberian infus
dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah
akibat pendarahan yang terjadi.
Seseorang yang terkena demam berdarah juga harus dicegah terkena
gigitan nyamuk, karena dikhawatirkan dapat menularkan virus dengue
kepada orang lain yang sehat.
No comments:
Post a Comment